Jumat, 05 Desember 2008
Mungkin ku terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengakhiri sebuah hubungan ini. Tadi siang aku di sekolah bercerita salahsatu masalahku kepada sahabat terbaiku Egha, padahal aku orang yang tertutup, tiadak berani bicara masalah sedikitpun. dan dia memberikan sebuah saran kalau aku jangan terlalu emosi, dan dia bilang "Ini bukan jalan yang tarbaik, ini hanya salah satu rintangan untuk mencapai sebuah kebahagiaan" dan aku berpikir bahwa semua itu benar, karena ini adalah HIDUP. Hidup seperti gelombang kadang kita dibawah kadang kita di atas, setelah penderitaan maka akan ada kebahagiaan. Beruntung aku mempunyai sahabat yang bisa membantuku seperti Egha, semogasaja persahabatan ini takkan pernah berahir. Di samping itu seseorang yang ku cintai ternyata engga masuk sekolah dia masih jatuh sakit, otak ini engga bisa berhenti memikirkan dia walaupun belum tantu dia memikirkanku di sini. Semoga aja hidupku ini masih panjang, aku akan mencobalagi membuat dia tersenyum dan tertawa lagi sebelum aku taklagi bisa melihat dunia yang indah ini. Di saat dia sakit ku malah kurang perhatian terhadapnya, ku gapernah telfon ataupun mencoba mencari bagaimana kabar dia saat ini, ku malah sibuk dengan pekerjaanku sendiri.
Pada sore harinya sahabatku Egha menelfon, awalnya sih aku dengan dia Cuma ngobrol biasa, di tengah-tengah pembicaraan aku meminta Egha untuk menyatukan kembali kisah cinta ku dengan Dry. Sahabatku egha memang paling bisa ngertiinku, dia menerima tawaranku dengan lapang dada, malah dia senang bisa membantuku, padahal dulu aku telah menyakiti hatinya begitu dalam, tapi dia begitu baik, dia tidak menyompan dendam sedikitpun terhadapku. Kemudian dia mengusulkan kalau aku sebaiknya menelfon Dry dan memberinya perhatian, dan menghiburnya. Dan akhirnya setelah ku menutup telfon dari Egha kemudian aku langsung menghubungi Dry, awalnya sih Engga ada yang ngangkat telfonya mungkin dia sedang istirahan, kemudian setelah ku tunggu beberapa saat kemudian ku mencoba kembali menghubungi Dry. Setelah ku dengar suaranya dengan penuh rasa sakit, hatiku bergetar dan aku ngerasa bersalah karena selama dia sakit aku tidak pernah memberinya perhatian. Di saat itu aku bingung harus bicara apa, mulut ini seakan BISU tak bisa berkata-kata. Sesaat jiwaku terdiam.............. melayang entah kemana. Kemudian aku berbicara seolah-olah seperti orang yang GEROGI banget. Ngucapin HAI aja susah, dan ku tanya kabardia giman,, karena ku takut ganggu istirahat dia aku hanya ucapin “Semoga Cepat Ssembuh” dan kuucapin salam, betapa berat hati ini menyadari bahwa dia benar-benar membutuhkan aku di sisinya, begitupun aku yang sangat mengharapkan bisa memegang erat tangannya di saat kondisi dia seperti itu.
Hari ini banyak pelajaran yang aku dapatkan, dan semua ini akan aku ingat di sepanjang umurku, sebuah pengalaman yang berharga yang takkan pernah terulang untuk ke2 kalinya. Ku sadar beginilah hidup pembelajaran ada di mana-mana, mengerti diri sendiri, dan tau siapa sebenarnya diri kita sendirai dengan cara bertahap. Menjadi orang yang mengerti perasaan itu bukan hal yang mudah, semuanya memerlukan proses, mulai dari 0 sampai sebisa munggin kauraih. this is life, full temptation and barricade.
Kamis-04-12-08
Mungkin ku terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengakhiri sebuah hubungan ini. Tadi siang aku di sekolah bercerita salahsatu masalahku kepada sahabat terbaiku Egha, padahal aku orang yang tertutup, tiadak berani bicara masalah sedikitpun. dan dia memberikan sebuah saran kalau aku jangan terlalu emosi, dan dia bilang "Ini bukan jalan yang tarbaik, ini hanya salah satu rintangan untuk mencapai sebuah kebahagiaan" dan aku berpikir bahwa semua itu benar, karena ini adalah HIDUP. Hidup seperti gelombang kadang kita dibawah kadang kita di atas, setelah penderitaan maka akan ada kebahagiaan. Beruntung aku mempunyai sahabat yang bisa membantuku seperti Egha, semogasaja persahabatan ini takkan pernah berahir. Di samping itu seseorang yang ku cintai ternyata engga masuk sekolah dia masih jatuh sakit, otak ini engga bisa berhenti memikirkan dia walaupun belum tantu dia memikirkanku di sini. Semoga aja hidupku ini masih panjang, aku akan mencobalagi membuat dia tersenyum dan tertawa lagi sebelum aku taklagi bisa melihat dunia yang indah ini. Di saat dia sakit ku malah kurang perhatian terhadapnya, ku gapernah telfon ataupun mencoba mencari bagaimana kabar dia saat ini, ku malah sibuk dengan pekerjaanku sendiri.
Pada sore harinya sahabatku Egha menelfon, awalnya sih aku dengan dia Cuma ngobrol biasa, di tengah-tengah pembicaraan aku meminta Egha untuk menyatukan kembali kisah cinta ku dengan Dry. Sahabatku egha memang paling bisa ngertiinku, dia menerima tawaranku dengan lapang dada, malah dia senang bisa membantuku, padahal dulu aku telah menyakiti hatinya begitu dalam, tapi dia begitu baik, dia tidak menyompan dendam sedikitpun terhadapku. Kemudian dia mengusulkan kalau aku sebaiknya menelfon Dry dan memberinya perhatian, dan menghiburnya. Dan akhirnya setelah ku menutup telfon dari Egha kemudian aku langsung menghubungi Dry, awalnya sih Engga ada yang ngangkat telfonya mungkin dia sedang istirahan, kemudian setelah ku tunggu beberapa saat kemudian ku mencoba kembali menghubungi Dry. Setelah ku dengar suaranya dengan penuh rasa sakit, hatiku bergetar dan aku ngerasa bersalah karena selama dia sakit aku tidak pernah memberinya perhatian. Di saat itu aku bingung harus bicara apa, mulut ini seakan BISU tak bisa berkata-kata. Sesaat jiwaku terdiam.............. melayang entah kemana. Kemudian aku berbicara seolah-olah seperti orang yang GEROGI banget. Ngucapin HAI aja susah, dan ku tanya kabardia giman,, karena ku takut ganggu istirahat dia aku hanya ucapin “Semoga Cepat Ssembuh” dan kuucapin salam, betapa berat hati ini menyadari bahwa dia benar-benar membutuhkan aku di sisinya, begitupun aku yang sangat mengharapkan bisa memegang erat tangannya di saat kondisi dia seperti itu.
Hari ini banyak pelajaran yang aku dapatkan, dan semua ini akan aku ingat di sepanjang umurku, sebuah pengalaman yang berharga yang takkan pernah terulang untuk ke2 kalinya. Ku sadar beginilah hidup pembelajaran ada di mana-mana, mengerti diri sendiri, dan tau siapa sebenarnya diri kita sendirai dengan cara bertahap. Menjadi orang yang mengerti perasaan itu bukan hal yang mudah, semuanya memerlukan proses, mulai dari 0 sampai sebisa munggin kauraih. this is life, full temptation and barricade.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar